Monday, November 10, 2014

Teh Hangat

Angin sejuk setelah hujan deras melewati bulu kudukku, air langit pun masih turun secara perlahan lahan membasahi setiap jengkal tanah yang kulalui. Tampak langit sedang bergesekan mengeluarkan kilauan cahaya yang dasyat serta merta di ikuti suara raungan yang menarik hati ini menjadi takut seketika.
Kugunakan benda berbentuk setengah lingkaran dengan tiang kecil di tengahnya untuk melindungi sayap-sayap cinta yang sedang berjalan berdampingan dengan diriku. Jemari-jemarinya mencengkeram lenganku dengan sesekali memberikan sebuah cinderamata yang nantinya akan berubah berwarna biru.
Langkah sepasang kaki manusia dan kepakan sepasang sayap cinta memberi riak air di setiap genangan air yang terhampar di atas jalan yang padat karena pasir. Air langit yang terbawa angin sesekali menerpa bagian yang menggambarkan emosi diri.
Sayap-sayap cintaku terperangkap dalam gelap, aku menuntun sayap-sayap cintaku menuju tempat berteduh dari percikan-percikan air langit yang terjun dengan irama yang indah.
Bangunan yang kutuju adalah tempat seluruh insan budaya melakukan semua aktifitasnya. Sayap-sayap cintaku menampakkan kelelahannya dan tampak mengerasnya beberapa helai bulu.
Aku bergegas melewati lorong-lorong beratapkan susunan papan tanah liat yang berwadah segitiga hingga tidak terasa langkah kaki ini tiba di depan tempat pemesanan air hangat yang diseduh dengan daun-daun yang sudah di keringkan sehingga menghasilkan air berwarna coklat kehitaman yang beraroma bunga.
Kembali bergegas ketempat sayap-sayap cintaku menunggu kehangatan yang kubawa untuk menghangatkan setiap helai bulu-bulu yang melekat pada sayap-sayap cintaku.
Bibirnya terangkat membentuk huruf U dengan memperlihatkan tulang-tulang putih bersih yang tumbuh dengan rapih di balik mulutnya ketika melihat diriku kembali dengan menggenggam sebuah satu gelas Teh Hangat di tangan kananku.

Sunday, November 9, 2014

Ular Besi

Suara mesin motor saling bersautan di pintu perlintasan kereta listrik stasiun Pondok Cina. Ular Besi yang lewat membuat hening seketika suasana di sana, tidak seperti biasanya hal ini terjadi. Ular Besi terlihat seperti sedang terburu-buru mengejar mangsanya.

Korban-korban ular besi sudah siap menunggu giliran untuk disantap, ular besi sangat rakus hingga pintu-pintu masuknya makanan sulit untuk di tutup. Para korban ini akan di cerna sesuai dengan tempat mereka keluar, semakin lama mereka berada di dalam perut ular besi maka keadaannya semakin buruk.

Para korban akan mengalami dehadrasi dan kejang otot, hal ini sudah pasti terjadi jika para korban di santap pada waktu matahari terbit hingga waktu Dhuha tiba dan ketika waktu matahari mulai terbenam hingga Bulan bersinar.

JADWAL DAMRI BUKIT CIMANGGU BOGOR - SOETTA

JADWAL DAMRI BUBULAK - BUKIT CIMANGGU BOGOR KE BANDARA SOETTA Pasti banyak yang belum familiar sama jalur bus damri di bogor yang ...